Di sepanjang perjalanan hidup, kesadaran muncul dengan beragam cara. Terbersit begitu saja, atau terkadang membutuhkan orang lain untuk menyentil kesadaran itu. Malah kadangkala, membutuhkan peristiwa menghenyakkan demi mencapai kesadaran dalam bermakna. Menampar setiap sel-sel kelabu di kepala dan menghentakkan setiap denyut sanubari.
Setiap orang dilahirkan dengan cara yang berbeda. Kemudian, besar dan dibesarkan dengan cara yang beragam. Di satu saat, memiliki sifat yang unik dan tidak sama. Maka, sungguh tak mengherankan bila cara berpikir setiap orang tersorot dari sudut pandang yang berlainan, serta terurai dengan pola dan
Dan setiap orang dilahirkan untuk peran dan tujuannya masing-masing. Kita semua memiliki makna keberadaan yang berbeda di dunia rapuh ini. Menempuh tujuannya di jalan masing-masing. Bilapun melenceng dan tersasar, pasti
Aku yang sekarang masih sama seperti yang dulu. Bukannya statis dan stagnan, hanya tak berkembang, itu saja. Dan aku lebih suka mengistilahkannya dengan STABIL. Di waktu teman-teman yang lain sudah di belakang garis finish, aku sadar aku masih tertatih di hitungan seperempat lap.
Aku hanya meniti hidupku yang sekarang ini seraya mereka-reka rencana masa depanku nanti dengan apa adanya. Tak masalah bila nanti tak terlaksana. Tak peduli bila kelak tak tercapai segala anganku. Untuk saat ini, kunikmati semua anugerah. Tertawa dan beradu debat bersama kawan. Terlena dalam tawa untuk sejenak bila merasakan canda terlontar. Terhenyak saat kenyataan menghantam bila seorang kawan, tanpa ayal dan tak disangka, menyudutkan diriku. Tersenyum dan menangis bersama saudara tersayang. Mengiringi setiap langkahku, bahkan dengan kenangan masa lalu yang tak
Dan ada kala ketika aku terkenang duka menerpa. Tersedu di kala sendirian. Masa di saat aku harus melalui hari di mana langkahku terasa berat dan mesti diseret ke arah tujuanku. Masa-masa sewaktu aku merasa sendirian dan buta, tak melihat bahwa sebenarnya sobatku selalu ada di sisiku.
Terkadang aku merasakan diriku ini bagaikan bintang-gemintang di angkasa luas
Namun di lain waktu, terasa hadirnya teman di kala jatuh cinta, dan di saat bertepuk sebelah tangan. Pun di saat terpuruk karena patah hati. Di waktu aku sekali lagi memendam perasaan ini untuk diri sendiri. Bahkan walau tak pernah kucurahkan perasaanku tentang “dia yang kuredam di lubuk hatiku” pada sahabatku, tetap saja teman kentalku itu
Berkat satu baris pesan singkat berperantaraan teknologi; aku disadarkan, bahwa aku ini bisa berguna bagi orang lain. Khususnya, bagi kawanku.
“Mbak Dini, aku pengen di kost. Coz dengan adanya mbak Dini, aku bisa selalu seneng.” Untaian dua kalimat yang menamparku ke realita.
Itukah arti hidupku bagi orang di sekitarku?
Kesadaran lain yang termaktub di benak: saat ada orang-orang yang menilai orang lain dari penampilannya belaka. Tak pernahkah mereka mendengar sebaris kalimat yang sungguh kaya akan makna hidup, bahkan walaupun cuma sebait? NEVER JUDGE A BOOK BY ITS COVER. Tak pernahkah mereka berpikir, bahwa apa yang ada di luar tidak selalu sebagaimana apa adanya yang berada dalam diri seseorang? Mereka yang sekilas pandang tampak tak mampu berbuat apapun, sesungguhnya memendam potensi yang tiada terkira. Hanya saja, ia tak sanggup menunjukkan pada dunia, hanya karena tak sekalipun mendapatkan kesempatan.
Ingin rasanya bisa menjelajahi segala sesuatunya dari sudut pandang orang lain. Berusaha untuk menjaga perasaan orang lain. Dan menceritakan pada dunia bahwa hidup tak hanya terkotakkan dalam kubus besi yang tak bisa ditembus. Hidup memang sulit, namun bukan berarti tak bisa diarungi.
Hanya satu harapanku terngiang hingga tak sekelebatan mata tertangkap, semoga semua yang pernah kujalani,
Dan untuk saat ini, aku BELAJAR untuk mempelajari HIDUP. Belajar untuk menjalani hidup. Belajar untuk mengalami hidup. Belajar untuk berbagi, duka maupun suka. Belajar untuk membahagiakan orang lain. Belajar untuk dibahagiakan orang lain. Belajar untuk berguna. Belajar untuk mendukung. Belajar untuk meminta dukungan. Belajar untuk membantu dan menolong. Belajar untuk menerima bantuan dan pertolongan orang lain. Belajar untuk membutuhkan orang lain. Belajar untuk dibutuhkan orang lain. Belajar untuk merasakan. Belajar untuk mengerti. Belajar untuk dimengerti. Belajar untuk memahami. Belajar untuk dipahami. Dikawani bintang di atas
Rasa terima kasih tak terhingga bagi semua orang yang pernah singgah dalam hidupku, walaupun hanya sesaat dan kemudian tak kujumpa lagi. Dan untuk saat ini, akan kunikmati hidup dengan senyum, juga berbagi tawa dan tangis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar